Showing posts with label bahasa. Show all posts
Showing posts with label bahasa. Show all posts

Puisi (Cerita Untuknya)

Isna Chandra Widhiningtyas, kali ini dengarkan aku, bacalah ceritaku, bacalah isi hatiku tentang seseorang yang tak perlulah untukku sebutkan namanya, seeorang yang masih kuingat jelas wajahnya, seseorang yang untuk mengingat wajahnya, tak perlu aku mengambil dompetku karena di situ terpampang fotoku bersamanya, tentang seseorang yang dulu selalui mewarnai hariku,seseorang yang punya senyum manis, mata sendu dan lesung di pipi kirinya.
Aku ingin mengtakan semuanya, semua yang aku alami setelah dia tak lagi bersamaku, setelah apa yang aku alami dan lalui selama ini, semua kesedihanku, semua tangisanku, semua tawaku.
Dan ketika aku mengingat-ingat kenangan bersamanya berlinanglah air mata ini, bukan hanya satu malam, tapi di tiap malam-malam ketika aku tak bersamanya. Ingin ku ucapkan maaf,maaf yang teramat dalam hati ini. Maaf yang tak Cuma terucap oleh bibir tapi juga hati ini. Maaf karena aku dulu kasar padanya, maaf karena aku dulu pernah menyakitinya, maaf karena aku dulu tak bisa bahagiakan ia, maaf karena selalu menyalahkannya, dan maaf pula atas janji-janjiku.
Terlalu aku mencintainya, sebisa mungkin aku memanjakannya, kuutamakan ia, namun aku salah, salah caraku memperlakukannya, sehingga hanya tangis yang mampu ia ingat, padahal ia telah berikanku bahagia, bagaimana aku tidak menyesali itu?
Kiniaku tak bisa lagi berkeliling malam semarang, melihat warna warni lampunya, tak bisa lagi aku merasakan masakan buatannya, tak bsa lagi aku mendapatkan perhatiannya,tak bisa lagi aku menemani tidurnya, tak bisa lagi aku bercanda tawa dengannya, tak bisa lagi aku berfikir dengannya. Kini aku tak bisa hidup karena memang sebelumnya aku hidup karena dia.
Yang kini aku punya ialah harapan, harapan untuk menata hidup, menata hidupku sendiri. Dan yang Pasti Setelah Aku Yakini Aku Bisa Menata Hidupku, Aku akan mencarinya, meminangnya. Karena aku masih berhutang padanya, Karena Aku Masih Mencintainya dan Terus Mencintainya.

DILEMA MUSIKALISASI PUISI


Minggu, 11 September 2011
Oleh : Arif Perdana, S. Pd
Hari ini adikku bertanya padaku, “ Mas, Aq ada tugas Musikalisasi Puisi, mas buatin contohnya?” Setelah browsing sejenak dan baca-baca artikel yang ada di google, ada pertanyaan dalam pikiranku.
1.      Apa yang di maksud dengan Musikalisasi Puisi?
2.      Apakah semua lagu itu termasuk dalam musikalisasi puisi?
3.      Apakah semua lirik lagu adalah puisi?
4.      Lantas apakah semua Puisi dapat di musikalisasikan?
Nah dari kebingungan-kebingungan di atas, saya mencoba mencari sumber ataupun referensi yang dapat menguak kebingungan saya.
Dari refensi-referensi yang berhasil saya ketemukan memang belum dapat memberikan jawaban yang tepat atas pertanyaan-pertanyaan saya tadi, Namun setelah saya telaah dapat saya ambil kesimpulan sementara mengenai musikalisasi Puisi.

A.Pengantar
Musikalisasi puisi bukan barang baru di dunia seni. Kelompok musik Bimbo, misalnya, mereka sangat ekspresif menyanyikan puisi-puisi Taufiq Ismail atau Wing Kardjo. Sebut saja puisi Dengan Puisi Aku ciptaan Taufiq Ismail telah berhasil disenandungkan dengan baik tanpa mengubah makna puisi tersebut. Atau puisi Salju karya Wing Kardjo yang begitu manis dengan iringan dentingan gitar dan sedikit orkestrasi gaya khas Bimbo. Beberapa tahun kemudian muncul Ebiet G Ade yang mengusung puisi-puisi ciptaannya ke dalam bentuk-bentuk melodi baladis. Masih banyak lagi tokoh-tokoh musik yang memusikkan puisinya seperti : Yan Hartlan dan Rita Rubi Hartlan, juga Uli Sigar Rusady.
Tentu saja tidak semua puisi dapat dimusikalisasikan. Puisi-puisi yang bertipografi tertentu tidak bisa dibangun melodi. Dalam hal ini Rene Wellek dalam Teori Kesusastraan menyebutkan, melodisasi puisi (penggunaan notasi) sulit diterapkan pada puisi yang mirip percakapan, pidato. Puisi Cintaku Jauh Di Pulau dalam kumpulan puisi Deru Campur Debu tersebut di atas memungkinkan untuk dibangun melodi karena terdiri dari bait-bait dengan jumlah baris yang berpola. Pola pembaitan tersebut memudahkan komposer (penyusun musik) untuk membagi-bagi ke dalam pola birama tertentu.
Musikalisasi puisi acap kali diartikan sebagai teknik pembacaan puisi dengan iringan orkestrasi musik baik yang sederhana maupun orkes ansambel atau simponi. Musikalisasi puisi pada praktiknya baru sampai pada tahap mengiringi pembacaan puisi dengan beberapa alat musik seperti gitar, piano, dan alat ritmik yang lain. Memang ada sebagian dari mereka sudah menyanyikannya namun belum disusun dalam bentuk teks lagu. Sedangkan musikalisasi yang sebenarya (melodisasi puisi) dalam konteks ini sudah merupakan kegiatan menyanyikan puisi total dengan memberi melodi, pola ritme, pemilihan jenis tangga nada, hingga pemberian rambu-rambu dinamik dan ekspresi pada puisi tertentu. Pada praktiknya, kegiatan menyanyikan puisi ini lebih menarik diterapkan pada sekolah-sekolah, mulai sekolah dasar hingga sekolah lanjutan. Kegiatan musikalisasi puisi jenis ini ternyata diminati mereka yang ingin menggunakan cara lain dari sekadar membaca puisi. Anak-anak usia SD hingga SMU, dari tahap pengkhayal hingga tahap realistik sudah dapat diajak menyanyikan puisi, tentu saja dengan tidak menghilangkan otoritas puisi sebagai suatu karya seni. Otoritas puisi sebagai salah satu karya seni harus tetap dijaga, sehingga makna yang terkandung di dalamnya tetap utuh, tidak bergeser.
Dari Uraian Diatas dapat dikatakan bahwa Musikalisasi Puisi adalah salah satu cara yang digunakan untuk menyampaikan dan mengekspresikan puisi kepada audien dengan alat bantu utamanya ada pada musik (irama, nada, tempo, dan sebagainya).
Jika demikian, apakah sebuah lagu merupakan musikalisasi puisi?Karena menurut Semi (1998), “Lirik adalah puisi yang pendek yang mengekspresikan emosi”. Hal ini juga diperkuat pada definisi lain mengenai lirik lagu terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:528), yaitu lirik lagu adalah karya puisi yang dinyanyikan. Bentuk ekspresi emotif tersebut diwujudkan dalam bunyi dan kata.
Apabila dilihat dari lirik lagu yang terdapat dalam lagu-lagu Ebiet G. Ade memang teori ini tidak dapat diragukan lagi, namun ketika ini diterapkan dalam lirik-lirik lagu kanak-kanak seperti Pelangi-pelangi, dan Juga Balonku ada lima apakah teori seperti ini masih berlaku, tentu tidak?karena dalam lirik lagu balonku ada lima maupun pelangi-pelangi lirik tersebut lebih cenderung sebagai sebuah narasi maupun deskriptif bukan sebagai puisi. Karena Hakekat Puisi menurut Edgar Allan Poe Puisi adalah adalah ciptaan tentang sesuatu keindahan dalam bentuk berirama. Citarasa adalah unsur yang diutamakan. Hubungan dengan budaya intelek atau dengan suara hati hanya merupakan hubungan yang selintas. Jika bukan secara kebetulan, ia tidak akan mengena langsung dengan fungsi utamanya atau dengan kebenaran.
                 Sedangkan A. Samad Said  Puisi pada hakikatnya adalah satu pernyataan perasaan dan pandangan hidup seorang penyair yang memandang sesuatu peristiwa alam dengan ketajaman perasaannya. Perasaan yang tajam inilah yang menggetar rasa hatinya, yang menimbulkan semacam gerak dalam daya rasanya. Lalu ketajaman tanggapan ini berpadu dengan sikap hidupnya mengalir melalui bahasa, menjadilah ia sebuah puisi, satu pengucapan seorang penyair.
Dari telaah yang saya lakukan, dapat di ambil kesimpulan :
1. Bahwa Musikalisasi Puisi hakekatnya ialah pengaper salah satu cara yang digunakan untuk menyampaikan dan mengekspresikan puisi kepada audien dengan alat bantu utamanya ada pada musik (irama, nada, tempo, dan sebagainya). Namun tidak sama dengan bernyanyi, Musikalisasikan Puisi adalah memberikan sentuhan musik ke dalam sebuah karya sastra Puisi. Jadi sebuah lagu dapat di katakan sebuah musikalisasi Puisi jika lirik lagu tersebut adalah sebuah karya sastra yang memiliki unsur-unsur  untuk dapat dikatakan sebagai Bentuk Puisi.
2. Tidak semua lagu dapat dikatakan sebagai suatu Musikalisasi Puisi, Sebuah lah=gu dapat dikatakan sebagai Musikalisasi Puisi apabila :
v  Lirik yang terdapat dalam lagu tersebut berasal dari Puisi hasil karya Penyair, atau
v  Lirik lagu tersebut berasal dari sebuah puisi yang kemudian di gabungkan dengan menggunakan Musik. Atau
v  Lirik yang terdapat dalam lagu tersebut merupakan sebuah karya sastra yang memenuhi unsur-unsur yang dapat dikatakan sebagai Puisi.
Jadi sebuah lagu di katakana sebuah musikalisasi Puisi Apabila Lirik lagu tersebut memenuhi salah satu kriteria di atas.
3. Tidak semua Lirik Lagu merupakan sebuah Puisi, karena Puisi pada hakikatnya adalah satu pernyataan perasaan dan pandangan hidup seorang penyair yang memandang sesuatu peristiwa alam dengan ketajaman perasaannya. Ini berarti sebuah puisi adalah sebuah karya sastra yang lebih menekankan kepada sisi emosional, estetika, ataupun suasana batin yang lain dari seorang penyair yang dalam pengungkapannya melalui bahasa terkadang berdampingan dengan perumpamaan dengan majas. Jadi tidak semua lirik lagu adalah sebuah puisi, misalnya lagu balonku ada lima.
4. Semua Puisi dapat dimusikalisasikan, jika di paksakan semua Puisi akan dapat di musikalisasikan namun terkadang akan terasa janggal pasalnya apabila penggunaan notasi atau yang disebut dengan melodisadi akan sulit diterapkan apabila puisinya berbentuk seperti dialog atau ocehan pidato.
5. Untuk mendapat kesimpulan akhir mengenai Musikalisasi Puisi perlu sebuah kajiaan, waktu, serta proses yang lebih lanjut.




RETORIKA



Oleh:
Nama : Arif Perdana


A. Pengertian Retorika
Retorika berasal dari bahasa Yunani rhetor, bahasa Inggris orator, yang berarti mahir berbicara dihadapan umum (Wahyono, 1989:40). Oleh Arsjad (1988:4-5) bahwa pengertian retorika berdasarkan kaum sofis adalah kepandaian memainkan ulasan, kefasihan berbahasa, pandai memanfaatkan emosi penganggap tutur, keseluruhan tutur harus ditujukan untuk mencapai kemenangan. Jadi kemenanganlah menjadi tujuan akhir. Dasar-dasar retorika pada akhir ini banyak dimanfaatkan dalam hal tertentu misalnya dalam menyampaikan pendapat politiknya di surat kabar, propaganda, kampanye, dan juga dalam reklame. Dengan demikian retorika merupakan kemahiran berbicara di depan umum, kelihaian untuk bersilat lidah, kecakapan berpidato di depan umum. Yang perlu diperhatikan dalam beretorika adalah materi bahasa, pilihan kata, istilah, ungkapan, kalimat yang menarik perhatian. Oleh sebab itu retorika memegang peranan penting dalam kegiatan berbicara. Retorika tidak lain adalah kecakapan berpidato di depan umum. Retorika dapat berarti alat untuk memenangkan suatu kasus lewat bertutur. Kemenangan yang menjadi tujuan akhir retorika.

B. Sejarah Retorika
Studi retorika muncul pertama kali di Surakusa ibu kota Pulau Sisilia daerah kekuasaan Yunani sekitar abad ke-5 sebelum Masehi. Tokoh-tokoh retorika adalah Corax dengan Tissias memepelajari retorika yang berkembang sampai di Semenanjung Attic (Yunani). Selain itu juga Aristoteles seseorang filsuf yamng memberikan ajaran yang benar tentang retorika. Menurutnya retorika adalah ilmu yang mengajarkan orang keterampilan orang menemukan secara persuasif dan objektif suatu kasus.

C. Fungsi Retorika
Fungsi retorika untuk membimbing seseorang untuk menganalisis kasus atau persoalan untuk memahami struktur dan bagian-bagian integral dari suatu persoalan dan akhirnya menemukan nilai, kegunaan, dan fungsi dari kasus persoalan. Di sini retorika berfungsi membimbing orang mengambil keputusan dalam memberikan kebenaran. Dalam hal ini Aristoteles mengemukakan 4 fungsi retorika, yaitu:
1. menuntut orang mengambil keputusan dalam menghadapi berbagai kemungkinan memecahkan suatu kasus
2. membimbing orang mengalami kondisi kejiwaan penanggap tutur
3. memimpin orang menganalisis kasus secara sistematis objektif untuk menemukan secara persuasif yang efektif untuk meyakinkan orang
4. mengajarkan cara-cara yang efektif untuk mempertahankan gagasan.
Adapun factor-faktor yang mendukung kemampuan seseorang oleh Wahyono (1989:43) diungkapkan bahwa terdapat dua faktor, yaitu:
1. Faktor keahlian, pengetahuan, intelligentsia, penguasaan bahan informasi atau pandangan ilmiah.
2. Faktor kejujuran, pernyataan yang benar, informasi yang biasanya sesuai dengan rumusan pernyataan yang sudah diterima umum.

D. Retorika Sebagai Ilmu
Sebagai sebuah ilmu tentunya retorika mempunyai bidang garapan dan metode.
1. Pokok masalah yang menjadi garapan retorika adalah manusia dan kegiatan bertuturnya. Ini meliputi pandangan retorik terhadap manusia sebagai pesona tutur, tentang kegiatan bertutur, terhadap bahasa, terhadap topik tutur, tentang tutur.
2. Metode retorik, ciri yang menandai sebuah ilmu adalah metode yang dikembangkan. Retorika memiliki metode bahkan kadang-kadang retorika tampak sebagai metode.
Di bawah ini diuraikan satu persatu pokok masalah dalam retorika.dan metode retorika.
a. Pandangan retorika terhadap manusia sebagai pesona tutur. Manusia mempunyai instink tutur, daya jiwa yang memungkinkan manusia menguasai bahasa untuk bertutur dengan jalan mempelajarinya. Kaitannya dengan retorika di sini bahwa retorika mengemban tugas membina dazn meningkatkan mutu penyampaian aspek-aspek kemungkinan yang ada agar lebih sempurna.
b. Pandangan retorika terhadap kegiatan bertutur. Kegiatan bertutur merupakan ujud salah satu dari tingkah laku manusia, seperti tindakan, medan tempat atau situasi, pelaku pelaksana atau pendorong, sarana tindak, tujuan arah dari keseluruhan tindakan yaitu segala sesuatu yang merangsang terjadinya tindakan.
c. Pandangan retorik terhadap bahasa. Retorika dapat memberikan bimbingan tentang bagaimana memanfaatkan bahasa dalam kegiatan bertutur.
d. Pandangan retorika terhadap topik tutur. Retorika mmembina sikap objektif terhadap topik tutur. Ini disesuaikan dengan kemampuan, kegunaan, dan nilai.
e. Pandangan retorika terhadap tutur. Tutur adalah bentuk bahasa yang mengemban simpulan gagasan dari topik tutur yang dipilih.
f. Metode retorik. Ciri yang menandai sebuah ilmu adalah metode yang dikembangkan.

E. Retorika dan Pendidikan
Retorika dapat dimanfaatkan dalam pendidikkan. Pemanfaatan retorika secara terarah tampak lebih menonjol pada proses pengajaran di dalam kelas. Dalam proses ini guru berusaha menerapkan prinsip-prinsip pendidikan yang telah dipelajari sebelumnya. Pengajaran yang tidak memanfaatkan retorika, dapat menimbulkan kebosanan sehingga perhatian anak didik tidak tercurah pada bahan yang disajikan. Guru yang cakap memanfaatkan retorika dalam tugasnya, di satu pihak ia akan disenangi oleh anak didik dan di lain pihak mereka akan berhasil sebagai seorang pendidik.
KRITIK GANZHEIT DALAM NOVEL DAWAI CINTA DI KALA SENJA
KARYA NOVANKA RAJA
 
 
 
 
Oleh:
Nama : Arif Perdana



Kritik sastra merupakan studi sastra yang langsung berhadapan dengan karya sastra, secara langsung membicarakan karya sastra dengan penekanan dan penilaiannya. Akan tetapi, kritik sastra itu bukan hanya terbatas pada penyuntingan, penetapan teks, dan pertimbangan nilai, melainkan kritik sastra meliputi masalah yang lebih luas tentang apakah kesusastraan, untuk apa, dan bagaimana hubungannya dengan masalah-masalah kemanusiaan yang lain.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai kritik ganzheit dalam novel Dawai Cinta Di Kala Senja karya Novanka Raja. Kritik ganzheit merupakan kritik yang dapat mengungkapkan kembali pengalaman estetik.
Novanka Raja adalah penulis muda yang hanya berbekal alami, berusaha sebaik mungkin mempersembahkan novel perdananya ini untuk sang kekasih "imajinya". Novel Dawai Cinta Di Kala Senja menuturkan suara seorang perempuan yang memiliki cinta sejati pada sang kekasih yang telah pergi selamanya.
Dalam karyanya ini, Novanka Raja menampilkan model kehidupan yang penuh dengan cinta, hati, air mata, dan luka. Hal ini merupakan sesuatu yang mirip dengan masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu, dari latar belakang itulah maka yang menjadi masalah dalam tulisan ini adalah: Bagaimana kritik ganzheit dalam novel Dawai Cinta Di Kala Senja?
Novel Dawai Cinta Di Kala Senja ini berbeda dengan novel-novel yang lain karena adanya paduan novel pendek yang dilumuri dengan puisi-puisi. Kolaborasi itulah yang membuat pembaca tertarik untuk mengetahui kelanjutan dari jalan cerita pada novel tersebut. Namun, novel ini lumayan membuat saya sebagai pembaca merasa bosan karena antara isi novel dengan sejumlah puisi karyanya justru lebih banyak puisinya. Hal ini seakan menjadikan pembaca malas pada saat membaca bagian puisi dikarenakan terlalu sering ditemui. Selain itu, belum tentu puisi-puisi yang dibaca dapat dipahami dengan mudah oleh setiap orang, sebab yang lebih tahu persis maksud yang terkandung dalam puisinya tersebut hanyalah pengarangnya. Sehingga keadaan seperti ini akan membuat pemahamaan menjadi kurang.
Kisah cinta dalam novel ini sangatalah romantis dan menyayat hati. Romantis dengan puisi-puisi yang dikirimkan Arya kepada Tiara dan menyayat hati dengan jalinan cinta mereka yang begitu setia terhadap pasangan.
"Diaryku, malam ini aku ingin kamu tahu. Segenap rasa di hatiku, telah ku berikan hanya untuknya".
…"Selamat malam sayang, selamat tidur, semoga esok lebih baik untukmu, untukku, untuk kita, dan anak-anak kita kelak" (Raja, 2009:95).
Walaupun antara Arya dan Tiara belum menjadi sepasang suami istri, akan tetapi mereka sudah berangan-angan mempunyai anak. Kutipan di atas menggambarkan bahwa begitu mencintainya Arya terhadap Tiara. Kalau orang bilang, mungkin baginya dunia seolah hanya milik mereka berdua. Inilah keindahan cinta yang tergambarkan melalui novel Dawai Cinta Di Kala Senja ini.
Isi cerita dalam novel ini mengisahkan kehidupan percintaan antara Arya dengan Tiara, yang pada akhirnya mereka terpisah karena maut. Arya meninggal. Dan karena itu pula Tiara beberapa kali mencoba untuk bunuh diri. Akan tetapi, pada bagian akhir dari cerita, membuat pembaca merasa bingung karena muncul tokoh misterius yang tidak dapat terselesaikan. Sehingga pembaca tidak menemukan titik akhir dari jalannya cerita tersebut.
Masalah cinta juga terdapat dalam novel Dawai Cinta Di Kala Senja. Masalah-masalah yang dimunculkan seperti kecemburuan, egois, dan kurangnya perhatian. Cemburu ketika Tiara memberikan kue ulang tahun untuk Rio, orang yang selama ini Arya cemburui. Padahal, awal dari kejadian itu adalah karena Arya yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga Tiara mengira Arya tidak akan datang ke pesta ulang tahunnya. Dalam kehidupan sekarang, masalah cinta memang sering terjadi pada kehidupan anak remaja. Seringkali para gadis menangis akibat pasangannya hanya karena masalah cemburu ataupun keegoisan.
Dawai Cinta Di Kala Senja adalah novel yang cukup menarik untuk dibaca. Namun, alangkah baiknya jika novel ini lebih dikembangkan pada masyarakat luas sehingga permasalahan hidupnya lebih banyak bukan sebatas cerita cinta anak remaja tetapi orang yang lebih tua pun juga dapat menikmatinya.