Makalah ini saya buat tahun 2011 Dipergunakan dalam proses seleksi guru di salah satu SMP di Bekasi
Penerapan Model PAKEM Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/ MTs
Oleh :
Arif Perdana, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN
Penerapan
model PAKEM dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs
merupakan salah satu upaya guru dalam mengembangkan dan meningkatkan
kecerdasan serta karakter siswa SMP/ MTs. PAKEM yang merupakan
singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan,
merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
mengerjakan kegiatan belajar yang beragam untuk mengembangkan
keterampilan, sikap, dan pemahaman dengan penekanan pada belajar sambil
bekerja (learning by doing), sementara guru menggunakan berbagai sumber
dan alat bantu belajar, termasuk pemnafaatan lingkungan supaya
pembelajaran lebih bermakna, menarik, menyenangkan, dan efektif.
Dari
pengertian di atas, jelas bahwa pendekatan PAKEM meskipun yang
diharapkan pertama dan utama keaktifan dan kekreatifan peserta didik,
namun sebenarnya guru pun dituntut untuk aktif dan kreatif pula. Agar
pendekatan PAKEM ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, sudah
tentu guru harus merancang pembelajarannya dengan baik, melaksanakannya
dengan baik, dan akhirnya menilai hasil pembelajaran dengan baik pula.
Di samping keaktifan guru, kreativitas guru juga sangat menentukan
apakah skenario pembelajarannya dapat berjalan atau tidak.
Dalam
pelaksanaan PAKEM seorang guru harus memperhatikan bakat, minat dan
modalitas belajar siswa, dan bukan semata potensi akademiknya. Dengan
memahami kecenderungan potensi modalitas siswa tersebut, maka seorang
guru harus mampu merancang media, metode / materi pembelajaran
kontekstual yang relevan dengan kecenderungan potensi atau modalitas
belajar siswa.
Dari uraian-uraian tersebut, sebagai seorang guru
Bahasa dan Sastra Indonesia dalam penerapan model PAKEM dituntut untuk
lebih kreatif dan pandai, agar dapat mengorganisasikan kelas sesuai
dengan tugas pembelajaran dan mengembangkan pembelajaran secara
kooperatif.
1. Rumusan MasalahRumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimanakah penerapan model PAKEM dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/ MTs ?
2. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model PAKEM dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/ MTs
3. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, karena penilitian ini tidak menggunakan angka sebagai bahan data penelitian, makalah ini bertujuan mendeskripsikan permasalahan yang sedang ingin dikaji, dalam hal ini adalah penerapan pembelajaran PAKEM.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam
Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia beberapa orang memandang bahwa
PAKEM sama dengan kerja kelompok. Jika dalam suatu kelas sedang
berlangsung pembelajaran dan di sana siswa tetap duduk seperti orang
menonton bioskop, semua menghadap ke depan, duduk berdua dengan satu
bangku, maka dengan mudah dan cepat dikatakan kelas itu tidak PAKEM.
Tetapi
sebaliknya, jika di suatu kelas siswa sedang duduk berkelompok, walau
mereka hanya duduk dalam kelompok, tetapi tidak semua siswa bekerja,
maka dengan mudah kita mengatakan kelas itu PAKEM.
Seharusnya menilai
PAKEM tidaknya suatu pembelajaran tidak cukup hanya dengan melihat
pengaturan tempat duduk siswa, tetapi harus diperhatikan pula intensitas
keterlibatan siswa dalam belajar.
Ciri-ciri/Karakteristik PAKEM
Sebagaimana
telah kita ketahui PAKEM merupakan kependekan dari Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Dari kata-kata itulah kita dapat
mengetahui ciri-ciri atau karakteristik dari PAKEM itu sendiri. 1. AktifCiri pertama pendekatan pembelajaran PAKEM adalah aktif. Maksudnya pembelajaran ini memungkinkan peserta didik berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi obyek-obyek yang ada di dalamnya dan mengamati pengaruh dari manipulasi obyek-obyek tersebut. Dalam hal ini guru pun terlibat secara aktif, baik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajarannya. 2. Kreatif
Ciri kedua pembelajaran ini adalah kreatif. Maksudnya pembelajarannya membangun kreativitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar, dan sesama peserta didik, utamanya dalam menghadapi tantangan atau tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam pembelajaran. Dalam hal ini, guru pun dituntut untuk kreatif dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran PAKEM ini. 3. Efektif
Ciri ketiga pembelajaran model ini adalah efektif. Maksudnya, dengan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik. 4. Menyenangkan
Ciri keempat pembelajaran ini adalah menyenangkan. Maksudnya, pembelajaran PAKEM dirancang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Maka, dalam penerapan model PAKEM pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia peran seorang guru sangatlah penting, agar ke empat kompetensi dasar pengajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia ( mendengar, berbicara, menulis, dan membaca) dapat tercapai dengan baik.
Peranan Seorang Guru
1. Memahami potensi siswa yang tersembunyi dan mendorongnya untuk berkembang sesuai dengan kecenderungan bakat dan minat mereka,
2.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar meningkatkan rasa
tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan bantuan jika mereka
membutuhkan,
3. Menghargai potensi siswa yang lemah/lamban dan memperlihatkan antusiasme terhadap ide serta gagasan mereka,
4. Mendorong siswa untuk terus maju mencapai sukses dalam bidang yang diminati dan penghargaan atas prestasi mereka,
5. Mengakui pekerjaan siswa dalam satu bidang untuk memberikan semangat pada pekerjaan lain berikutnya.
6. Menggunakan kemampuan fantasi dalam proses pembelajaran untuk membangun hubungan dengan realitas dan kehidupan nyata.
7. Memuji keindahan perbedaan potensi, karakter, bakat dan minat serta modalitas gaya belajar individu siswa,
8. Mendorong dan menghargai keterlibatan individu siswa secara penuh dalam proyek-proyek pembelajaran mandiri,
9.
Menyatakan kapada para siswa bahwa guru-guru merupakan mitra mereka dan
perannya sebagai motivator dan fasilitator bagi siswa.
10. Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan bebas dari tekanan dan intimidasi dalam usaha meyakinkan minat belajar siswa,
11.
Mendorong terjadinya proses pembelajaran interaktif, kolaboratif,
inkuiri dan diskaveri agar terbentuk budaya belajar yang bermakna
(meaningful learning) pada siswa.
12. Memberikan tes/ujian yang bisa
mendorong terjadinya umpan balik dan semangat/gairah pada siswa untuk
ingin mempelajari materi lebih dalam.
Selanjutnya bentuk-bentuk
pertanyaan yang dapat menggugah terjadinya ”pembelajaran aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan” (Pakem), bisa diterapkan antara lain dalam
salah satu kegiatan belajar kelompok (studi kasus). Menurut Wassermen
(1994, melalui www,pdfqueen.com), pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan
pemikiran yang dalam untuk sebuah solusi atau yang bersifat mengundang,
bukan instruksi atau memerintah. Misalnya dengan menggunakan kata kerja :
menggambarkan, membandingkan, menjelaskan, menguraikan atau dengan
menggunakan kata-kata: apa, mengapa atau bagaimana dalam kalimat
bertanya.
Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM?
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada
dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak
desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia,
atau anak bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir memiliki
kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi
berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran
merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi
berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut.
Suasana
pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru
mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk
melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur
seperti yang dimaksud.
2. Mengenal anak secara perorangan
Para
siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki
kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan,
dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin
dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu
mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan
kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat
dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan
mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan
sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai
makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau
berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam
pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu,
anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan
pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk
berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan
bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas
secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada
dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis
masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah.
Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa
ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir.
Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan
sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka.
Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih
baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang
umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang
kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM.
Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas
seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan
memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi
siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan,
berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram,
model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang
penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik,
dapat membantu guru dalam PEMBELAJARAN karena dapat dijadikan rujukan
ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan
(fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk
bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar,
tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan
sebagai
sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam
belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar
kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk
menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat men-gembangkan
sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera),
mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat
tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu
hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar.
Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk
interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap
kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan
balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih
percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru
harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar
dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih
bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak
guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk
bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok
serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang
sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif
fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan
mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat
berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut
ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh
karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut,
baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya.
Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan „PAKEMenyenangkan.‟
Pelaksanaan PAKEM dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Gambaran
PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Pada saat yang sama, gambaran
tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk
menciptakan keadaan tersebut.
BAB III
KESIMPULAN
Dari
pembahasan dalam makalah ini, tentang penerapan model PAKEM dalam
pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/ MTs. Dapat di tarik
kesimpulan sebagai berikut :
Penerapan model PAKEM dalam pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs, berarti menerapkan situasi belajar
aktif, kreatif, efektif, dan menarik.
1. Aktif berarti peserta didik
berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi obyek-obyek
yang ada di dalamnya dan mengamati pengaruh dari manipulasi obyek-obyek
tersebut , dan guru terlibat secara aktif, dalam merancang,
melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajarannya.
2. Kreatif
maksudnya pembelajarannya membangun kreativitas peserta didik dalam
berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar, dan sesama peserta didik,
utamanya dalam menghadapi tantangan atau tugas-tugas yang harus
diselesaikan dalam pembelajaran.
3. Efektif maksudnya, dengan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran.
4. Menyenangkan maksudnya, pembelajaran PAKEM dirancang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Agar pendekatan PAKEM ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan,
sudah tentu guru harus merancang pembelajarannya dengan baik,
melaksanakannya dengan baik, dan akhirnya menilai hasil pembelajaran
dengan baik pula. Di samping keaktifan guru, kreativitas guru juga
sangat menentukan apakah skenario pembelajarannya dapat berjalan atau
tidak.
Maka, untuk dapat menerapkan model PAKEM dalam pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia, seorang guru harus tau hal-hal yang harus
diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM, diantaranya:
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
2. Mengenal anak secara perorangan
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Sutiyono. 2009. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VIII. Semarang: Pemkot Semarang.
Veronica. 2007. BU Paket Pelatihan 2b. Semarang: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Wahidin. 2008. Pembelajaran Pakem. www.queenpdf.com