BLANK


BLANK
Dalam kegalutan
Kekalutan
Kegalauan…
Tentang dia
Tentang siapa yang ada di hatiku
Tentang siapa yang tercipta untukku
Tentang siapa yang dipertemukan denganku nanti
Tentang wanita yang akan bersanding denganku…

Tentang siapa yang ada di hatimu
Tentang siapa yang ada dihatinya
Tentang siapa yang tercipta untukmu
Tentang siapa yang tercipta untuknya
Tentang siapa yang dipertemukan denganmu nanti
Tentang siapa yang dipertemukan dengannya nanti
Tentang pria yang akan bersanding denganmu
Tentang pria yang akan bersanding dengannya…

Ini Semua tentang cintaku padamu, padanya, pada siapa?
Yang pastinya aku akan selalu berusaha memenuhi janjiku
Walau aku tak tau karena aku tak bisa merasamu lagi…
ArZp


Penerapan Model PAKEM Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/ MTs

Makalah ini saya buat tahun 2011 Dipergunakan dalam proses seleksi guru di salah satu SMP di Bekasi
Penerapan Model PAKEM Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/ MTs
Oleh :
Arif Perdana, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN

    Penerapan model PAKEM dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs merupakan salah satu upaya guru dalam mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan serta karakter siswa SMP/ MTs. PAKEM yang merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan belajar yang beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahaman dengan penekanan pada belajar sambil bekerja (learning by doing), sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar, termasuk pemnafaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih bermakna, menarik, menyenangkan, dan efektif.
     Dari pengertian di atas, jelas bahwa pendekatan PAKEM meskipun yang diharapkan pertama dan utama keaktifan dan kekreatifan peserta didik, namun sebenarnya guru pun dituntut untuk aktif dan kreatif pula. Agar pendekatan PAKEM ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, sudah tentu guru harus merancang pembelajarannya dengan baik, melaksanakannya dengan baik, dan akhirnya menilai hasil pembelajaran dengan baik pula. Di samping keaktifan guru, kreativitas guru juga sangat menentukan apakah skenario pembelajarannya dapat berjalan atau tidak.
     Dalam pelaksanaan PAKEM seorang guru harus memperhatikan bakat, minat dan modalitas belajar siswa, dan bukan semata potensi akademiknya. Dengan memahami kecenderungan potensi modalitas siswa tersebut, maka seorang guru harus mampu merancang media, metode / materi pembelajaran kontekstual yang relevan dengan kecenderungan potensi atau modalitas belajar siswa.
      Dari uraian-uraian tersebut, sebagai seorang guru Bahasa dan Sastra Indonesia dalam penerapan model PAKEM dituntut untuk lebih kreatif dan pandai, agar dapat mengorganisasikan kelas sesuai dengan tugas pembelajaran dan mengembangkan pembelajaran secara kooperatif.
1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimanakah penerapan model PAKEM dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/ MTs ?
2. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model PAKEM dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/ MTs
3. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, karena penilitian ini tidak menggunakan angka sebagai bahan data penelitian, makalah ini bertujuan mendeskripsikan permasalahan yang sedang ingin dikaji, dalam hal ini adalah penerapan pembelajaran PAKEM.

BAB II
PEMBAHASAN

    Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia beberapa orang memandang bahwa PAKEM sama dengan kerja kelompok. Jika dalam suatu kelas sedang berlangsung pembelajaran dan di sana siswa tetap duduk seperti orang menonton bioskop, semua menghadap ke depan, duduk berdua dengan satu bangku, maka dengan mudah dan cepat dikatakan kelas itu tidak PAKEM.
    Tetapi sebaliknya, jika di suatu kelas siswa sedang duduk berkelompok, walau mereka hanya duduk dalam kelompok, tetapi tidak semua siswa bekerja, maka dengan mudah kita mengatakan kelas itu PAKEM.
     Seharusnya menilai PAKEM tidaknya suatu pembelajaran tidak cukup hanya dengan melihat pengaturan tempat duduk siswa, tetapi harus diperhatikan pula intensitas keterlibatan siswa dalam belajar.

 Ciri-ciri/Karakteristik PAKEM
Sebagaimana telah kita ketahui PAKEM merupakan kependekan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Dari kata-kata itulah kita dapat mengetahui ciri-ciri atau karakteristik dari PAKEM itu sendiri. 1. Aktif
Ciri pertama pendekatan pembelajaran PAKEM adalah aktif. Maksudnya pembelajaran ini memungkinkan peserta didik berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi obyek-obyek yang ada di dalamnya dan mengamati pengaruh dari manipulasi obyek-obyek tersebut. Dalam hal ini guru pun terlibat secara aktif, baik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajarannya. 2. Kreatif
Ciri kedua pembelajaran ini adalah kreatif. Maksudnya pembelajarannya membangun kreativitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar, dan sesama peserta didik, utamanya dalam menghadapi tantangan atau tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam pembelajaran. Dalam hal ini, guru pun dituntut untuk kreatif dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran PAKEM ini. 3. Efektif
Ciri ketiga pembelajaran model ini adalah efektif. Maksudnya, dengan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik. 4. Menyenangkan
Ciri keempat pembelajaran ini adalah menyenangkan. Maksudnya, pembelajaran PAKEM dirancang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Maka, dalam penerapan model PAKEM pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia peran seorang guru sangatlah penting, agar ke empat kompetensi dasar pengajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia ( mendengar, berbicara, menulis, dan membaca) dapat tercapai dengan baik.

 Peranan Seorang Guru
1. Memahami potensi siswa yang tersembunyi dan mendorongnya untuk berkembang sesuai dengan kecenderungan bakat dan minat mereka,
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan bantuan jika mereka membutuhkan,
3. Menghargai potensi siswa yang lemah/lamban dan memperlihatkan antusiasme terhadap ide serta gagasan mereka,
4. Mendorong siswa untuk terus maju mencapai sukses dalam bidang yang diminati dan penghargaan atas prestasi mereka,
5. Mengakui pekerjaan siswa dalam satu bidang untuk memberikan semangat pada pekerjaan lain berikutnya.
6. Menggunakan kemampuan fantasi dalam proses pembelajaran untuk membangun hubungan dengan realitas dan kehidupan nyata.
7. Memuji keindahan perbedaan potensi, karakter, bakat dan minat serta modalitas gaya belajar individu siswa,
8. Mendorong dan menghargai keterlibatan individu siswa secara penuh dalam proyek-proyek pembelajaran mandiri,
9. Menyatakan kapada para siswa bahwa guru-guru merupakan mitra mereka dan perannya sebagai motivator dan fasilitator bagi siswa.
10. Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan bebas dari tekanan dan intimidasi dalam usaha meyakinkan minat belajar siswa,
11. Mendorong terjadinya proses pembelajaran interaktif, kolaboratif, inkuiri dan diskaveri agar terbentuk budaya belajar yang bermakna (meaningful learning) pada siswa.
12. Memberikan tes/ujian yang bisa mendorong terjadinya umpan balik dan semangat/gairah pada siswa untuk ingin mempelajari materi lebih dalam.
Selanjutnya bentuk-bentuk pertanyaan yang dapat menggugah terjadinya ”pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan” (Pakem), bisa diterapkan antara lain dalam salah satu kegiatan belajar kelompok (studi kasus). Menurut Wassermen (1994, melalui www,pdfqueen.com), pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan pemikiran yang dalam untuk sebuah solusi atau yang bersifat mengundang, bukan instruksi atau memerintah. Misalnya dengan menggunakan kata kerja : menggambarkan, membandingkan, menjelaskan, menguraikan atau dengan menggunakan kata-kata: apa, mengapa atau bagaimana dalam kalimat bertanya.

 Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM?
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut.
Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.
2. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam PEMBELAJARAN karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai
sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat men-gembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan „PAKEMenyenangkan.‟

 Pelaksanaan PAKEM dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. 

BAB III
KESIMPULAN

       Dari pembahasan dalam makalah ini, tentang penerapan model PAKEM dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/ MTs. Dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
 Penerapan model PAKEM dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs, berarti menerapkan situasi belajar aktif, kreatif, efektif, dan menarik.
1. Aktif berarti peserta didik berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi obyek-obyek yang ada di dalamnya dan mengamati pengaruh dari manipulasi obyek-obyek tersebut , dan guru terlibat secara aktif, dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajarannya.
2. Kreatif maksudnya pembelajarannya membangun kreativitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar, dan sesama peserta didik, utamanya dalam menghadapi tantangan atau tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam pembelajaran.
3. Efektif maksudnya, dengan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran.
4. Menyenangkan maksudnya, pembelajaran PAKEM dirancang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
 Agar pendekatan PAKEM ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, sudah tentu guru harus merancang pembelajarannya dengan baik, melaksanakannya dengan baik, dan akhirnya menilai hasil pembelajaran dengan baik pula. Di samping keaktifan guru, kreativitas guru juga sangat menentukan apakah skenario pembelajarannya dapat berjalan atau tidak.
 Maka, untuk dapat menerapkan model PAKEM dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, seorang guru harus tau hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM, diantaranya:
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
2. Mengenal anak secara perorangan
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental


DAFTAR PUSTAKA
Sutiyono. 2009. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VIII. Semarang: Pemkot Semarang.
Veronica. 2007. BU Paket Pelatihan 2b. Semarang: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Wahidin. 2008. Pembelajaran Pakem. www.queenpdf.com

OPINI GURU TENTANG PENDIDIKAN


OPINI GURU TENTANG PENDIDIKAN
Entah bagaimana agar pendidikan di Negara ini bisa berkembang pesat seperti di Negara-negara maju, semisal Jepang ataupun Amerika. Banyak Faktor yang mengancang kelangsungan pendidikan dinegeri ini. Ada banyak Faktor pengancam yang dapat saya lihat dari segi kacamata saya : pertama yaitu dari sistem pendidikan itu sendiri, ataupun factor lain yang berasal dari peserta didik. Sebagai seorang guru hendaknya kta harus bekerja ekstra keras agar nantinya pendidikan di Negeri ini bisa terselamatkan, dan salah satu upaya riil yang bisa kita lakukan adalah memperbaiki  sumber daya manusia peserta didik kita.
Saya heran melihat Remaja sederajat SMA atau SMK sekarang ini, tidak semua memang tapi kebanyakan dari mereka kini memandang sekolah adalah kewajiban agar nanti mendapat ijazah yang berikutnya akan digunakan sebagai modal, untuk mendapat pekerjaan bagi dirinya. Pola pikir mereka memandang bahwa, sekolah agar mendapat ijasah agar bisa kerja.
Sulitnya mencari pekerjaan di negeri ini menjadi faktor anak-anak remaja sekarang berfikir secara instan, jadi mereka terkesan mengambil logika yang salah. Padahal jika tidak dibarengi dengan kompetensi yang baik realitanya selembar kertas yang mereka sebut ijazah itu belum tentu bisa dijadikan jaminan dalam mencari pekerjaan.
Sekolah merupakan tempat belajar, tempat menuntut ilmu, nah dengan ilmu tersebut diharapkan nantinya kelak Peserta didik dapat mengaplikasikan ilmu itu untuk kemajuan dirinya ataupun untuk mendapatkan pekerjaan. Ilmu itu bisa membantu mereka untuk memecahkan permasalahan-permasalahan,ujian-ujian penyaringan atau bahkan untuk mecarikan pekerjaan yang dapat menopang kehidupan mereka, dengan penalaran yang sederhana Ijasah bukan jaminan kerja tetapi dengan ilmu kita bisa bekerja.
Adapula dari mereka (peserta didik) memandang bahwa sekolah hanya tempat bermain dan bersosial. Tidak salah memang, namun kurikulum di negeri ini sudah di rancang dengan baik, jadi tidak dibenarkan jika seseorang siswa atau peserta didik membicarakan hal-hal lain yang berkaitan dengan pelajaran sewaktu sedang mengadakan diskusi kelompok. Siswa memiliki waktu untuk bercerita hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan pelajaran itu ketika istirahat dan ketika diskusi hendaknya mereka tetap fokus untuk berlatih bersosial namun tetap dalam topik pelajaran yang sedang berlangsung.
Banyak dari siswa-siswa SMA tidak paham betul dalam pemanfaatan teknologi, Belum ada penelitian resmi memang tapi sekarang ini banyak pelajar SMA lebih banyak mengakes jejaring social dibandingkan dengan mengakses sesuatu yang lebih ada kaitannya dengan pelajaran. Yang lebih membahayakan adalah ketika mereka belum sadar betul akan fungsi sebenarnya akan jejaring sosial, kenapa bahaya, karena dengan pemanfaatan yang salah jejaring sosial akan lebih banyak member efek buruk dari pada efek positif yang diberikan.
Ada banyak solusi yang sering saya lakukan untuk mengatasi hal-hal semcam ini diantaranya adalah memberikan motivasi pada mereka secara continue, sering sharing ataupun bertukar penglaman dengan peserta didik kita, dan mencoba memahamkan kepada mereka apa yang menjadi kewajiban mereka .AP 

Puisi Untuk Sang Bulan Bintang


01Oct2012
Puisi Untuk Sang Bulan Bintang

Naif jika aku mengatakan rasa ini telah pergi Bulan
Munafik jika aku menjauh Bintang
Aku hanya mencoba dan terus mencoba untuk itu…

Jika kini aku temui pengganti
Aku berharap bisa untuk terus mencintainya
Bisa selalu menipu diri
Dan bila aku meminangnya aku telah yakin aku akan bahagia dengannya
Bukan aku mencitainya dengan sepenuh rasa ini

Rasa sakit telah pergi
Hanya terkadang sesali saat memori tampak menemani
Doa untukmu tulus,ikhlas kupanjatkan
Berjuta maaf terucap walau tak terngiang
Karena semua hanya bias kuucap dari sini
Dari Hata rasa ini
Ketika aku sadar
Aku sangat sadar diri telah menyakiti
Dan setelah aku sadar aku lelaki, dan kamu kaum hawa…


Puisi Untuk Sang Bintang


01Oct2012
Puisi Untuk Sang Bintang
Bintang Maafkan aku …
Sinarmu lemah menyinariku bintang
Bulan terlalu kuat untukmu
Cahyanya mengaburkanmu dari pandanganku
Bintang kau tak akan bisa menjadi matahari
Yang mengalahkan sang bulan saat siang hari

Bintang maafkan aku…
Atas lemahnya sinarmu
Aku malah mencoreng gelap sinarmu
Menenggelamkanmu dalam perih lubang hitam
Bintang aku harap suatu saat engkau kembali menjadi Supernova
Namun jangan engkau menyinariku
Aku ingin hangat dipeluk sinar matahari pagi…
Aku harap kau menjadi Supernova untuknya..

Bintang ada yang kau tak tau di balik sinarmu memandangku
Karena sekejap kau melihatku
Ketika pagi datang kau tak lagi kan menemukanku
Untuk gelap itu hanya maaf yang dapat kuberi…