Showing posts with label Pendidikan. Show all posts
Showing posts with label Pendidikan. Show all posts

Membangun kepedulian dan kesadaran mencerdaskan kehidupan bangsa lewat program mengajar terluar

Membangun generasi muda yang cerdas butuh pengorbanan. Memang saya tidak pernah mengikuti program sm3t tapi setidaknya saya pernah mengabdikan diri saya di daerah terluar di pulau Sumatera. Smp 36 muaro jambi, terletak di kawasan transmigrasi wilayah sungai bahar.disitu banyak suka duka yang saya alami.saya tau betul bagaimana antusias anak-anak bahar akan hal baru.niat belajar mereka sangat tinggi.mereka miliki fisik yang luar biasa ketika bermain bola.sungguh aset luar biasa akan sangat menyakitkan jika mereka harus terpengaruhi hal negatif.saya mohon agar ada perhatian lebih bagi tenaga pengajar dan anak-anak bahar.masyarakat disana juga menyambut hangat warga asing yang berkunjung di sana.tak jarang saya dapat bingkisan hasil bumi mereka.ini cukup membantu kehidupan saya di sana.terima kasih bahar.semua berpengaruh dalam pembentukan karakter saya.

PERANGKAT MATEMATIKA SMP

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWcNH0cT0aci9RWzm7pSn0d3omrAyHOmK1SfQZNaVQWubFATvx03_4Cpf77qIeTOfodvaJBLfXYF-5auQcc2JOGKc4YZMWb_0Vit6zVPlorBpipCDKwjVK7KloUO0IDuHhf9E9qaOAa8Y/s320/matematika.jpg
Download perangkat pengajaran Matematika tingkat SMP
Prota kilik disini
SK dan KD klik disini
Pemetaan klik disini 
Silabus klik disini
Promes klik disini
Panduan Pengembangan klik disini
Panduan Silabus klik disini



Penerapan Model PAKEM Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/ MTs

Makalah ini saya buat tahun 2011 Dipergunakan dalam proses seleksi guru di salah satu SMP di Bekasi
Penerapan Model PAKEM Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/ MTs
Oleh :
Arif Perdana, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN

    Penerapan model PAKEM dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs merupakan salah satu upaya guru dalam mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan serta karakter siswa SMP/ MTs. PAKEM yang merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan belajar yang beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahaman dengan penekanan pada belajar sambil bekerja (learning by doing), sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar, termasuk pemnafaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih bermakna, menarik, menyenangkan, dan efektif.
     Dari pengertian di atas, jelas bahwa pendekatan PAKEM meskipun yang diharapkan pertama dan utama keaktifan dan kekreatifan peserta didik, namun sebenarnya guru pun dituntut untuk aktif dan kreatif pula. Agar pendekatan PAKEM ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, sudah tentu guru harus merancang pembelajarannya dengan baik, melaksanakannya dengan baik, dan akhirnya menilai hasil pembelajaran dengan baik pula. Di samping keaktifan guru, kreativitas guru juga sangat menentukan apakah skenario pembelajarannya dapat berjalan atau tidak.
     Dalam pelaksanaan PAKEM seorang guru harus memperhatikan bakat, minat dan modalitas belajar siswa, dan bukan semata potensi akademiknya. Dengan memahami kecenderungan potensi modalitas siswa tersebut, maka seorang guru harus mampu merancang media, metode / materi pembelajaran kontekstual yang relevan dengan kecenderungan potensi atau modalitas belajar siswa.
      Dari uraian-uraian tersebut, sebagai seorang guru Bahasa dan Sastra Indonesia dalam penerapan model PAKEM dituntut untuk lebih kreatif dan pandai, agar dapat mengorganisasikan kelas sesuai dengan tugas pembelajaran dan mengembangkan pembelajaran secara kooperatif.
1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimanakah penerapan model PAKEM dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/ MTs ?
2. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model PAKEM dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/ MTs
3. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, karena penilitian ini tidak menggunakan angka sebagai bahan data penelitian, makalah ini bertujuan mendeskripsikan permasalahan yang sedang ingin dikaji, dalam hal ini adalah penerapan pembelajaran PAKEM.

BAB II
PEMBAHASAN

    Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia beberapa orang memandang bahwa PAKEM sama dengan kerja kelompok. Jika dalam suatu kelas sedang berlangsung pembelajaran dan di sana siswa tetap duduk seperti orang menonton bioskop, semua menghadap ke depan, duduk berdua dengan satu bangku, maka dengan mudah dan cepat dikatakan kelas itu tidak PAKEM.
    Tetapi sebaliknya, jika di suatu kelas siswa sedang duduk berkelompok, walau mereka hanya duduk dalam kelompok, tetapi tidak semua siswa bekerja, maka dengan mudah kita mengatakan kelas itu PAKEM.
     Seharusnya menilai PAKEM tidaknya suatu pembelajaran tidak cukup hanya dengan melihat pengaturan tempat duduk siswa, tetapi harus diperhatikan pula intensitas keterlibatan siswa dalam belajar.

 Ciri-ciri/Karakteristik PAKEM
Sebagaimana telah kita ketahui PAKEM merupakan kependekan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Dari kata-kata itulah kita dapat mengetahui ciri-ciri atau karakteristik dari PAKEM itu sendiri. 1. Aktif
Ciri pertama pendekatan pembelajaran PAKEM adalah aktif. Maksudnya pembelajaran ini memungkinkan peserta didik berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi obyek-obyek yang ada di dalamnya dan mengamati pengaruh dari manipulasi obyek-obyek tersebut. Dalam hal ini guru pun terlibat secara aktif, baik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajarannya. 2. Kreatif
Ciri kedua pembelajaran ini adalah kreatif. Maksudnya pembelajarannya membangun kreativitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar, dan sesama peserta didik, utamanya dalam menghadapi tantangan atau tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam pembelajaran. Dalam hal ini, guru pun dituntut untuk kreatif dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran PAKEM ini. 3. Efektif
Ciri ketiga pembelajaran model ini adalah efektif. Maksudnya, dengan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik. 4. Menyenangkan
Ciri keempat pembelajaran ini adalah menyenangkan. Maksudnya, pembelajaran PAKEM dirancang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Maka, dalam penerapan model PAKEM pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia peran seorang guru sangatlah penting, agar ke empat kompetensi dasar pengajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia ( mendengar, berbicara, menulis, dan membaca) dapat tercapai dengan baik.

 Peranan Seorang Guru
1. Memahami potensi siswa yang tersembunyi dan mendorongnya untuk berkembang sesuai dengan kecenderungan bakat dan minat mereka,
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan bantuan jika mereka membutuhkan,
3. Menghargai potensi siswa yang lemah/lamban dan memperlihatkan antusiasme terhadap ide serta gagasan mereka,
4. Mendorong siswa untuk terus maju mencapai sukses dalam bidang yang diminati dan penghargaan atas prestasi mereka,
5. Mengakui pekerjaan siswa dalam satu bidang untuk memberikan semangat pada pekerjaan lain berikutnya.
6. Menggunakan kemampuan fantasi dalam proses pembelajaran untuk membangun hubungan dengan realitas dan kehidupan nyata.
7. Memuji keindahan perbedaan potensi, karakter, bakat dan minat serta modalitas gaya belajar individu siswa,
8. Mendorong dan menghargai keterlibatan individu siswa secara penuh dalam proyek-proyek pembelajaran mandiri,
9. Menyatakan kapada para siswa bahwa guru-guru merupakan mitra mereka dan perannya sebagai motivator dan fasilitator bagi siswa.
10. Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan bebas dari tekanan dan intimidasi dalam usaha meyakinkan minat belajar siswa,
11. Mendorong terjadinya proses pembelajaran interaktif, kolaboratif, inkuiri dan diskaveri agar terbentuk budaya belajar yang bermakna (meaningful learning) pada siswa.
12. Memberikan tes/ujian yang bisa mendorong terjadinya umpan balik dan semangat/gairah pada siswa untuk ingin mempelajari materi lebih dalam.
Selanjutnya bentuk-bentuk pertanyaan yang dapat menggugah terjadinya ”pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan” (Pakem), bisa diterapkan antara lain dalam salah satu kegiatan belajar kelompok (studi kasus). Menurut Wassermen (1994, melalui www,pdfqueen.com), pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan pemikiran yang dalam untuk sebuah solusi atau yang bersifat mengundang, bukan instruksi atau memerintah. Misalnya dengan menggunakan kata kerja : menggambarkan, membandingkan, menjelaskan, menguraikan atau dengan menggunakan kata-kata: apa, mengapa atau bagaimana dalam kalimat bertanya.

 Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM?
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut.
Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.
2. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam PEMBELAJARAN karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai
sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat men-gembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan „PAKEMenyenangkan.‟

 Pelaksanaan PAKEM dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. 

BAB III
KESIMPULAN

       Dari pembahasan dalam makalah ini, tentang penerapan model PAKEM dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/ MTs. Dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
 Penerapan model PAKEM dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs, berarti menerapkan situasi belajar aktif, kreatif, efektif, dan menarik.
1. Aktif berarti peserta didik berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi obyek-obyek yang ada di dalamnya dan mengamati pengaruh dari manipulasi obyek-obyek tersebut , dan guru terlibat secara aktif, dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajarannya.
2. Kreatif maksudnya pembelajarannya membangun kreativitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar, dan sesama peserta didik, utamanya dalam menghadapi tantangan atau tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam pembelajaran.
3. Efektif maksudnya, dengan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran.
4. Menyenangkan maksudnya, pembelajaran PAKEM dirancang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
 Agar pendekatan PAKEM ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, sudah tentu guru harus merancang pembelajarannya dengan baik, melaksanakannya dengan baik, dan akhirnya menilai hasil pembelajaran dengan baik pula. Di samping keaktifan guru, kreativitas guru juga sangat menentukan apakah skenario pembelajarannya dapat berjalan atau tidak.
 Maka, untuk dapat menerapkan model PAKEM dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, seorang guru harus tau hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM, diantaranya:
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
2. Mengenal anak secara perorangan
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental


DAFTAR PUSTAKA
Sutiyono. 2009. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VIII. Semarang: Pemkot Semarang.
Veronica. 2007. BU Paket Pelatihan 2b. Semarang: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Wahidin. 2008. Pembelajaran Pakem. www.queenpdf.com

OPINI GURU TENTANG PENDIDIKAN


OPINI GURU TENTANG PENDIDIKAN
Entah bagaimana agar pendidikan di Negara ini bisa berkembang pesat seperti di Negara-negara maju, semisal Jepang ataupun Amerika. Banyak Faktor yang mengancang kelangsungan pendidikan dinegeri ini. Ada banyak Faktor pengancam yang dapat saya lihat dari segi kacamata saya : pertama yaitu dari sistem pendidikan itu sendiri, ataupun factor lain yang berasal dari peserta didik. Sebagai seorang guru hendaknya kta harus bekerja ekstra keras agar nantinya pendidikan di Negeri ini bisa terselamatkan, dan salah satu upaya riil yang bisa kita lakukan adalah memperbaiki  sumber daya manusia peserta didik kita.
Saya heran melihat Remaja sederajat SMA atau SMK sekarang ini, tidak semua memang tapi kebanyakan dari mereka kini memandang sekolah adalah kewajiban agar nanti mendapat ijazah yang berikutnya akan digunakan sebagai modal, untuk mendapat pekerjaan bagi dirinya. Pola pikir mereka memandang bahwa, sekolah agar mendapat ijasah agar bisa kerja.
Sulitnya mencari pekerjaan di negeri ini menjadi faktor anak-anak remaja sekarang berfikir secara instan, jadi mereka terkesan mengambil logika yang salah. Padahal jika tidak dibarengi dengan kompetensi yang baik realitanya selembar kertas yang mereka sebut ijazah itu belum tentu bisa dijadikan jaminan dalam mencari pekerjaan.
Sekolah merupakan tempat belajar, tempat menuntut ilmu, nah dengan ilmu tersebut diharapkan nantinya kelak Peserta didik dapat mengaplikasikan ilmu itu untuk kemajuan dirinya ataupun untuk mendapatkan pekerjaan. Ilmu itu bisa membantu mereka untuk memecahkan permasalahan-permasalahan,ujian-ujian penyaringan atau bahkan untuk mecarikan pekerjaan yang dapat menopang kehidupan mereka, dengan penalaran yang sederhana Ijasah bukan jaminan kerja tetapi dengan ilmu kita bisa bekerja.
Adapula dari mereka (peserta didik) memandang bahwa sekolah hanya tempat bermain dan bersosial. Tidak salah memang, namun kurikulum di negeri ini sudah di rancang dengan baik, jadi tidak dibenarkan jika seseorang siswa atau peserta didik membicarakan hal-hal lain yang berkaitan dengan pelajaran sewaktu sedang mengadakan diskusi kelompok. Siswa memiliki waktu untuk bercerita hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan pelajaran itu ketika istirahat dan ketika diskusi hendaknya mereka tetap fokus untuk berlatih bersosial namun tetap dalam topik pelajaran yang sedang berlangsung.
Banyak dari siswa-siswa SMA tidak paham betul dalam pemanfaatan teknologi, Belum ada penelitian resmi memang tapi sekarang ini banyak pelajar SMA lebih banyak mengakes jejaring social dibandingkan dengan mengakses sesuatu yang lebih ada kaitannya dengan pelajaran. Yang lebih membahayakan adalah ketika mereka belum sadar betul akan fungsi sebenarnya akan jejaring sosial, kenapa bahaya, karena dengan pemanfaatan yang salah jejaring sosial akan lebih banyak member efek buruk dari pada efek positif yang diberikan.
Ada banyak solusi yang sering saya lakukan untuk mengatasi hal-hal semcam ini diantaranya adalah memberikan motivasi pada mereka secara continue, sering sharing ataupun bertukar penglaman dengan peserta didik kita, dan mencoba memahamkan kepada mereka apa yang menjadi kewajiban mereka .AP 

SPEKTRUM KEJURUAN MULTIMEDIA

SPEKTRUM KEJURUAN MULTIMEDIA


 Bagi yang butuh bisa di download di sini

KENAPA JADI GURU???

Mengutip dari Republika di http://id.berita.yahoo.com/menjadi-guru-untuk-apa-112907736.html Kira-kira seperti isi artikelnya.

Menjadi Guru, Untuk Apa?

Beruntunglah menjadi guru. Punya orang tua guru, pasangan hidup kita guru, orang tua yang anaknya jadi guru, orang yang teman-temannya guru, mereka memang beruntung. Siapa yang membekali murid untuk bekal hidup mereka di masa depan? Berapa banyak murid-murid yang telah dididik? Jika ukurannya kebermanfaatan untuk sesama, guru adalah orang paling beruntung.
Mulialah guru karena mereka punya peluang untuk menginspirasi siswa agar hidup mereka jauh lebih baik dari gurunya sendiri. Berbahagia lah guru jika kelak murid-murid mereka menjadi orang yang hidupnya sukses nan bermanfaat bagi sesama. Itulah dahsyatnya menjadi guru.
Rugilah orang yang menyepelekan guru. Masyarakat, bangsa, negara yang menyia-nyiakan bahkan mendzalimi guru, sungguh mereka akan mengalami kerugian yang teramat besar. Masa depan suatu bangsa sedang dipertaruhkan. Jangan anggap sepele hal ini.
Hari ini, mari tanyakan pada anak muda Indonesia, siapa di antara mereka yang ingin menjadi guru? Saya teringat dengan paparan Prof. Cheng (The Hong Kong Institute of Education) di event The 2nd East Asian International Conference on Teacher Education Research, Desember 2010 silam. Ada 4 prinsip holistik & berjangka panjang dalam konteks pengembangan dan pendidikan profesi guru, yaitu attracting teacher, developing teacher, empowering teacher, dan retaining teacher.
Prinsip pertama, attracting teacher. Pemerintah di suatu negara harus mampu memberikan kepastian hukum & penghidupan yang layak bagi guru. Status guru tak sebatas diperjuangkan secara de jure. Secara de facto, kehidupan guru memang harus dijamin agar fokus dalam berkarya. Jika syarat ini dipenuhi, maka setiap orang akan memandang profesi guru sebagai sesuatu yang prospektif. Tugas pemerintah selanjutnya, memastikan seleksi yang super ketat agar tidak sembarangan orang bisa menjadi guru.
Prinsip kedua, developing teacher. Lembaga Pendidik & Tenaga Kependidikan (LPTK) musti dikuatkan fungsi kelembagaannya. Kehidupan kampus di universitas keguruan dikondisikan agar mampu membina dan mendidik para calon guru agar benar-benar siap menjadi guru. Konsep pengembangan profesional guru mesti didefinisikan secara operasional.
Berkembangnya kompetensi guru mesti sejalan dengan masa pengabdian mereka, fokus utama dari prinsip ini. Harus ada program pengembangan profesional yang memfasilitasi guru agar mereka tidak pernah berhenti belajar. Bentuk aktivitasnya sangat beragam, dari mulai mengikuti training guru secara berkala, adanya supervisi pembelajaran, sampai keharusan untuk melakukan penelitian tindakan kelas.
Empowering teacher, prinsip ini mensyaratkan adanya upaya untuk memastikan bahwa kinerja guru selalu dapat diukur efektivitasnya. Guru mesti dibantu agar mereka selalu dapat menunjukkan kemampuan terbaiknya. Jika pun ada kendala, kepala sekolah dengan sistem pengembangan profesionalnya selalu setia menemani guru untuk menyelesaikan masalah yang kerap mereka hadapi. Tiada hari tanpa proses pemberdayaan guru.
Rencana karir seorang guru harus dinyatakan secara tegas & tidak multitafsir, aspek penting dalam prinsip retaining teacher. Jika aturan sudah ditetapkan bahwa syarat seorang guru menjadi kepala sekolah, misalnya, perlu waktu mengabdi 10 tahun dengan kualifikasi tertentu. Tapi, ada yang baru setahun sudah bisa menjadi kepala sekolah, apalagi tanpa fit & proper test, ini namanya kecelakaan.
Komitmen dan konsistensi dalam menegakkan aturan main bisa membuat guru termotivasi untuk meningkatkan kualitas diri. Jika tidak, guru akan mengalami demotivasi. Situasi kompetisi tidak akan pernah berlangsung fair. Bahayanya, wrong man on the wrong place jadi sebuah keniscayaan. Guru paham apa yang harus dilakukan jika mereka ingin menjadi kepala sekolah, pengawas sekolah, atau jabatan struktural lainnya yang mempersyaratkan kompetensi guru yang mesti plus.
Jadi, lupakan impian untuk meraih prestasi atau jabatan tertentu jika masih banyak membual daripada berkarya nyata. Jika profesi guru ingin naik kelas, coba praktikkan keempat prinsip tersebut sesuai dengan konteks Indonesia.
Hong Kong bukan Indonesia, begitu pun sebaliknya. Hong Kong secara serius menetapkan kebijakan strategis dan mengembangkan sistem pendidikan guru secara sistematis dan berkelanjutan. Wajar kalau pendidikan mereka selangkah lebih maju dari kita. Indonesia tak usah pesimis karena citra profesi guru kita pernah mengalami masa-masa kejayaan di masa lalu.
Sayangnya itu dulu, catatan sejarah yang mesti dapat dimaknai hikmahnya. Sekarang, apa yang mesti diperbuat? Pemerintah harus mulai tergugah kesadarannya untuk mulai berbenah. Konsep sistem pendidikan guru kita mungkin tak kalah hebat dari negara lain. Persoalannya, apakah konsep tersebut konsisten diterapkan di tataran praktis pendidikan? Jangan-jangan teorinya bagus, praktiknya amburadul. Kondisi yang memilukan sekaligus memalukan.
Kapan pun dan dimana pun mereka berada, guru tetaplah guru, orang yang beruntung dan mulia. Jika hari ini, saya & Anda tetap memilih jalan hidup menjadi guru, meski jaminan hidup dan kepastian hukum dari pemerintah masih menjadi sebuah utopia, mungkin ini bisa masuk kategori keajaiban baru di dunia.
Menjadi guru di Jepang sangat sulit karena memang penghargaan pemerintah kepada guru sangat eksklusif. Ada keseimbangan sempurna antara tuntutan hak dan pemenuhan kewajiban. Guru di Jepang harus tegas memilih, jadi guru atau tidak sama sekali. Tak ada pilihan lainnya. Di Indonesia, kita selalu dibuat ragu untuk menentukan pilihan, jadi guru karena pilihan hidup, jadi guru mumpung sudah lahir UU No. 14 Tahun 2005, jadi guru karena ada peluang untuk bisa menjadi pegawai negeri sipil, atau jadi guru karena tidak ada pilihan lainnya. Sungguh ironi.
Beruntunglah guru-guru yang ada di Indonesia. Mereka sangat sadar bahwa pilihan hidupnya menjadi guru penuh resiko. Meskipun demikian, semoga semangat perjuangan mereka tidak akan pernah luntur untuk mengabdikan hidupnya bagi kelangsungan pendidikan Indonesia. Mengapa bisa demikian? Karena mereka paham bahwa ada yang harus diselamatkan untuk kepentingan masa depan bangsa, yaitu murid-murid mereka, para calon pemimpin bangsa.
Menjadi guru, untuk apa? Kita berharap guru-guru di Indonesia serempak menjawab, ‘Investasi untuk Indonesia’. Siapakah mereka yang paham arti ‘Investasi untuk Indonesia’? Semoga saya, Anda, & mereka yang saat ini menjadi guru di seantero penjuru nusantara.
Bagus bukan isi artikelnya?
Nah Gw sebagai seorang guru ingin sedikit bercerita tentang kebanggan lain dari seorang Guru.
Selama satu semester ini dari juli kemarin gw mulai ngajar di smk al-kautsar,kalian pasti tidak tau itu dimana yang jelas letak sekolahnya 10 menitlah dari rumah gw, sekolahnya baru berdiri 4 tahun, gw yang ngrintis blog sekolahan tersebut, gedungnya memang sudah layak tapi baru 10 kelas dan kini mulai dalam tahap pengembangan dan pembangunan, gw ngajar produktif Multimedia dan gw hanya ngajar di satu kelas yaitu kelas Multimedia. Nah hari ini gw sedih banget ngelihat tangisan anak didik gw. Ternyata tanpa gw sadari hanya dalam waktu satu semester saja gw bisa sangat berarti di mata mereka, ini hal yang membanggakan buat gw, sebagai seorang guru. Gw merasa motivasi, pengalaman, serta materi yang gw berikan sangat berguna bagi mereka. Hingga ada satu pertanyaan dari murid gw yang paling membuat gw ikut-ikut terbawa suasana sedih, "Siapa yang nantinya Memotivasi kami pak?" gw hanya tersenyum tanpa bisa memberi jawaban pasti. Bangga jika kamu jadi guru ada anak didikmu yang bertanya seperti itu?. Kemudian apa yang kalian sukai dari saya? mereka menjawab gw sabar, dan jika memberikan hukuman dengan menggunakan trik, ada pula yang berkata bahwa gw suka mancing-mancing mereka kemudian mereka tau letak kesalahan mereka tanpa perlu marah. Padahal gw memberikan pengajaran kepada mereka karena semata rasa sayang dan keinginan melihat mereka sukse.
Gw ingin salah semua murid gw memiliki bekal menghadapi kehidupan, atau salah satu saja ada yang membuat buku kemudia mereka menyebut nama gw, wah bagaimana bangganya gw jadi seorang guru. Tapi Kini gw tidak bisa membimbing mereka lagi. Satu Pesan untu semua anak didikku "Tetaplah semangat untuk belajar demi terwujudnya cita-cita kalian, berdoa, memohonlah karena Tuhan tak pernah membatasi hambanya untuk berdoa, sah saja jika kita berdoa untuk menjadi presiden, Tuhan tidak akan marah. Tapi doa itu akan terwujud manakkala kita yakin dengan doa kita itu akan terwujud dan dengan ussaha yang keras"
Dan Perlu di ingat Guru tidak hanya mendidik, mencerdaskan. Ia harus dapat menjadi pembimbing, motivator, juga teladan yang baik, dan itu tidak mudah. 
TRima kasih untuk semua Teman saya di SMK Al-kautsar, P. Ali Mahmudhon, Pak Heri, Pak Ghofur, Pak Ali Muhsin, Pak Fahmi, Pak Aska, Pak Indra, Pak Kandar, Juga Pak Pur karena gw bisa diterima jadi bagian Keluarga SMK AL-Kautsar, juga kepada anak didikku semua anak-anak Multimedia thanks...bapak pamit dan mohon doanya....
(siswa-siswi kelas X multimedia SMK AL-KAUTSAR 2011/2012)

TEORI BIG BANG

         Saya mengambil Referensi dari beberapa Artikel di Internet mengenai Teori Big Bang, Karena Request dari adikku tercinta, "Santika Pradipta Sari" Artikel ini akan ia gunakan untuk tugas IPA mengenai Teori Big Bang.
 BUMI DALAM GALAKSI BIMA SAKTI (ENG : Kamu di Sini!)

Gagasan Kuno Abad 19: Alam Semesta Kekal
Gagasan umum abad 19 adalah bahwa alam semesta merupakan kumpulan materi berukuran tak hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada selamanya. Selain meletakkan dasar berpijak bagi paham materialis, pandangan ini menolak keberadaan sang Pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir.
Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar pada kebudayaan Yunani Kuno, dan mendapat penerimaan yang meluas di abad 19, sistem berpikir ini menjadi terkenal dalam bentuk paham Materialisme dialektika Karl Marx.
Para penganut materalisme meyakini model alam semesta tak hingga sebagai dasar berpijak paham ateis mereka. Misalnya, dalam bukunya Principes Fondamentaux de Philosophie, filosof materialis George Politzer mengatakan bahwa “alam semesta bukanlah sesuatu yang diciptakan” dan menambahkan: “Jika ia diciptakan, ia sudah pasti diciptakan oleh Tuhan dengan seketika dan dari ketiadaan”.
Ketika Politzer berpendapat bahwa alam semesta tidak diciptakan dari ketiadaan, ia berpijak pada model alam semesta statis abad 19, dan menganggap dirinya sedang mengemukakan sebuah pernyataan ilmiah. Namun, sains dan teknologi yang berkembang di abad 20 akhirnya meruntuhkan gagasan kuno yang dinamakan materialisme ini.
Astronomi Mengatakan: Alam Semesta Diciptakan
Pada tahun 1929, di observatorium Mount Wilson California, ahli astronomi Amerika, Edwin Hubble membuat salah satu penemuan terbesar di sepanjang sejarah astronomi. Ketika mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia menemukan bahwa mereka memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya. Hal ini berarti bahwa bintang-bintang ini “bergerak menjauhi” kita. Sebab, menurut hukum fisika yang diketahui, spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati pengamat cenderung ke warna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung ke warna merah. Selama pengamatan oleh Hubble, cahaya dari bintang-bintang cenderung ke warna merah. Ini berarti bahwa bintang-bintang ini terus-menerus bergerak menjauhi kita.
Jauh sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting lain. Bintang dan galaksi bergerak tak hanya menjauhi kita, tapi juga menjauhi satu sama lain. Satu-satunya yang dapat disimpulkan dari suatu alam semesta di mana segala sesuatunya bergerak menjauhi satu sama lain adalah bahwa ia terus-menerus “mengembang”.
Agar lebih mudah dipahami, alam semesta dapat diumpamakan sebagai permukaan balon yang sedang mengembang. Sebagaimana titik-titik di permukaan balon yang bergerak menjauhi satu sama lain ketika balon membesar, benda-benda di ruang angkasa juga bergerak menjauhi satu sama lain ketika alam semesta terus mengembang.
Sebenarnya, fakta ini secara teoritis telah ditemukan lebih awal. Albert Einstein, yang diakui sebagai ilmuwan terbesar abad 20, berdasarkan perhitungan yang ia buat dalam fisika teori, telah menyimpulkan bahwa alam semesta tidak mungkin statis. Tetapi, ia mendiamkan penemuannya ini, hanya agar tidak bertentangan dengan model alam semesta statis yang diakui luas waktu itu. Di kemudian hari, Einstein menyadari tindakannya ini sebagai ‘kesalahan terbesar dalam karirnya’.
Apa arti dari mengembangnya alam semesta? Mengembangnya alam semesta berarti bahwa jika alam semesta dapat bergerak mundur ke masa lampau, maka ia akan terbukti berasal dari satu titik tunggal. Perhitungan menunjukkan bahwa ‘titik tunggal’ ini yang berisi semua materi alam semesta haruslah memiliki ‘volume nol’, dan ‘kepadatan tak hingga’. Alam semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol ini.
Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan ‘Big Bang’, dan teorinya dikenal dengan nama tersebut. Perlu dikemukakan bahwa ‘volume nol’ merupakan pernyataan teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman. Ilmu pengetahuan dapat mendefinisikan konsep ‘ketiadaan’, yang berada di luar batas pemahaman manusia, hanya dengan menyatakannya sebagai ‘titik bervolume nol’. Sebenarnya, ’sebuah titik tak bervolume’ berarti ‘ketiadaan’. Demikianlah alam semesta muncul menjadi ada dari ketiadaan. Dengan kata lain, ia telah diciptakan. Fakta bahwa alam ini diciptakan, yang baru ditemukan fisika modern pada abad 20, telah dinyatakan dalam Alqur’an 14 abad lampau: “Dia Pencipta langit dan bumi” (QS. Al-An’aam, 6: 101)
Teori Big Bang menunjukkan bahwa semua benda di alam semesta pada awalnya adalah satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan melalui Big Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan membentuk alam semesta kini dengan cara pemisahan satu dari yang lain.
Big Bang
 Big Bang merupakan petunjuk nyata bahwa alam semesta telah ‘diciptakan dari ketiadaan’, dengan kata lain ia diciptakan oleh Allah. Karena alasan ini, para astronom yang meyakini paham materialis senantiasa menolak Big Bang dan mempertahankan gagasan alam semesta tak hingga. Alasan penolakan ini terungkap dalam perkataan Arthur Eddington, salah seorang fisikawan materialis terkenal yang mengatakan: “Secara filosofis, gagasan tentang permulaan tiba-tiba dari tatanan Alam yang ada saat ini sungguh menjijikkan bagi saya”.
Seorang materialis lain, astronom terkemuka asal Inggris, Sir Fred Hoyle adalah termasuk yang paling merasa terganggu oleh teori Big Bang. Di pertengahan abad 20, Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut steady-state yang mirip dengan teori ‘alam semesta tetap’ di abad 19. Teori steady-state menyatakan bahwa alam semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa. Dengan tujuan mempertahankan paham materialis, teori ini sama sekali berseberangan dengan teori Big Bang, yang mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan. Mereka yang mempertahankan teori steady-state telah lama menentang teori Big Bang. Namun, ilmu pengetahuan justru meruntuhkan pandangan mereka.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang ’seharusnya ada’ ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut ‘radiasi latar kosmis’, tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.
Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer. COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat:
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang. (QS. Al-Mulk, 67:3)

Info Menark program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, Tertinggal (SM-3T)

Bagi teman-teman Sarjana Pendidikan dan terpanggil untuk turut serta mempercepat pembangunan pendidikan di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3-T) mari bergabung untuk mendidik anak-anak Indonesia di daerah 3-T selama satu tahun, dengan persyaratan:
1. Lulusan S-1 Kependidikan 4 tahun terakhir (2008, 2009, 2010, 2011) dari
program studi yang terakreditasi, dan memiliki bidang keahlian sesuai
dengan mata pelajaran yang dibutuhkan.
2. IPK minimal 2,75.
3. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.
4. Bebas narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza) yang dibuktikan
dengan surat dari pejabat yang berwenang.
5. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari kepolisian.
6. Belum menikah dan bersedia tidak akan menikah selama mengikuti
Program SM-3T.
7. Memiliki motivasi dan semangat pengabdian yang tinggi.
8. Mampu menyesuaikan diri dengan kondisi masyarakat di daerah sasaran.
9. Diutamakan yang memiliki pengalaman organisasi kemahasiswaan.
Bagi yang dinyatakan lolos maka akan diundang untuk mengikuti prakondisi
sebelum pemberangkatan ke daerah binaan.
Selanjutnya bagi yang berhasil melaksanakan tugas kependidikan di daerah 3-
T, akan diberikan kesempatan mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru
berbeasiswa.
Untuk lebih Jelasnya Klik aja Link di Bawah ini:
Informasi http://unnes.ac.id/berita/peserta-sarjana-mendidik-di-pelosok-dapat-honor-rp2-juta-per-bulan/
Pendaftaran http://majubersama.unnes.ac.id/pendaftaran/
Cepetan Informasi terakhir yang saya terima Pendaftaran berakhir tanggal 5 Nop 2011

DILEMA MUSIKALISASI PUISI


Minggu, 11 September 2011
Oleh : Arif Perdana, S. Pd
Hari ini adikku bertanya padaku, “ Mas, Aq ada tugas Musikalisasi Puisi, mas buatin contohnya?” Setelah browsing sejenak dan baca-baca artikel yang ada di google, ada pertanyaan dalam pikiranku.
1.      Apa yang di maksud dengan Musikalisasi Puisi?
2.      Apakah semua lagu itu termasuk dalam musikalisasi puisi?
3.      Apakah semua lirik lagu adalah puisi?
4.      Lantas apakah semua Puisi dapat di musikalisasikan?
Nah dari kebingungan-kebingungan di atas, saya mencoba mencari sumber ataupun referensi yang dapat menguak kebingungan saya.
Dari refensi-referensi yang berhasil saya ketemukan memang belum dapat memberikan jawaban yang tepat atas pertanyaan-pertanyaan saya tadi, Namun setelah saya telaah dapat saya ambil kesimpulan sementara mengenai musikalisasi Puisi.

A.Pengantar
Musikalisasi puisi bukan barang baru di dunia seni. Kelompok musik Bimbo, misalnya, mereka sangat ekspresif menyanyikan puisi-puisi Taufiq Ismail atau Wing Kardjo. Sebut saja puisi Dengan Puisi Aku ciptaan Taufiq Ismail telah berhasil disenandungkan dengan baik tanpa mengubah makna puisi tersebut. Atau puisi Salju karya Wing Kardjo yang begitu manis dengan iringan dentingan gitar dan sedikit orkestrasi gaya khas Bimbo. Beberapa tahun kemudian muncul Ebiet G Ade yang mengusung puisi-puisi ciptaannya ke dalam bentuk-bentuk melodi baladis. Masih banyak lagi tokoh-tokoh musik yang memusikkan puisinya seperti : Yan Hartlan dan Rita Rubi Hartlan, juga Uli Sigar Rusady.
Tentu saja tidak semua puisi dapat dimusikalisasikan. Puisi-puisi yang bertipografi tertentu tidak bisa dibangun melodi. Dalam hal ini Rene Wellek dalam Teori Kesusastraan menyebutkan, melodisasi puisi (penggunaan notasi) sulit diterapkan pada puisi yang mirip percakapan, pidato. Puisi Cintaku Jauh Di Pulau dalam kumpulan puisi Deru Campur Debu tersebut di atas memungkinkan untuk dibangun melodi karena terdiri dari bait-bait dengan jumlah baris yang berpola. Pola pembaitan tersebut memudahkan komposer (penyusun musik) untuk membagi-bagi ke dalam pola birama tertentu.
Musikalisasi puisi acap kali diartikan sebagai teknik pembacaan puisi dengan iringan orkestrasi musik baik yang sederhana maupun orkes ansambel atau simponi. Musikalisasi puisi pada praktiknya baru sampai pada tahap mengiringi pembacaan puisi dengan beberapa alat musik seperti gitar, piano, dan alat ritmik yang lain. Memang ada sebagian dari mereka sudah menyanyikannya namun belum disusun dalam bentuk teks lagu. Sedangkan musikalisasi yang sebenarya (melodisasi puisi) dalam konteks ini sudah merupakan kegiatan menyanyikan puisi total dengan memberi melodi, pola ritme, pemilihan jenis tangga nada, hingga pemberian rambu-rambu dinamik dan ekspresi pada puisi tertentu. Pada praktiknya, kegiatan menyanyikan puisi ini lebih menarik diterapkan pada sekolah-sekolah, mulai sekolah dasar hingga sekolah lanjutan. Kegiatan musikalisasi puisi jenis ini ternyata diminati mereka yang ingin menggunakan cara lain dari sekadar membaca puisi. Anak-anak usia SD hingga SMU, dari tahap pengkhayal hingga tahap realistik sudah dapat diajak menyanyikan puisi, tentu saja dengan tidak menghilangkan otoritas puisi sebagai suatu karya seni. Otoritas puisi sebagai salah satu karya seni harus tetap dijaga, sehingga makna yang terkandung di dalamnya tetap utuh, tidak bergeser.
Dari Uraian Diatas dapat dikatakan bahwa Musikalisasi Puisi adalah salah satu cara yang digunakan untuk menyampaikan dan mengekspresikan puisi kepada audien dengan alat bantu utamanya ada pada musik (irama, nada, tempo, dan sebagainya).
Jika demikian, apakah sebuah lagu merupakan musikalisasi puisi?Karena menurut Semi (1998), “Lirik adalah puisi yang pendek yang mengekspresikan emosi”. Hal ini juga diperkuat pada definisi lain mengenai lirik lagu terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:528), yaitu lirik lagu adalah karya puisi yang dinyanyikan. Bentuk ekspresi emotif tersebut diwujudkan dalam bunyi dan kata.
Apabila dilihat dari lirik lagu yang terdapat dalam lagu-lagu Ebiet G. Ade memang teori ini tidak dapat diragukan lagi, namun ketika ini diterapkan dalam lirik-lirik lagu kanak-kanak seperti Pelangi-pelangi, dan Juga Balonku ada lima apakah teori seperti ini masih berlaku, tentu tidak?karena dalam lirik lagu balonku ada lima maupun pelangi-pelangi lirik tersebut lebih cenderung sebagai sebuah narasi maupun deskriptif bukan sebagai puisi. Karena Hakekat Puisi menurut Edgar Allan Poe Puisi adalah adalah ciptaan tentang sesuatu keindahan dalam bentuk berirama. Citarasa adalah unsur yang diutamakan. Hubungan dengan budaya intelek atau dengan suara hati hanya merupakan hubungan yang selintas. Jika bukan secara kebetulan, ia tidak akan mengena langsung dengan fungsi utamanya atau dengan kebenaran.
                 Sedangkan A. Samad Said  Puisi pada hakikatnya adalah satu pernyataan perasaan dan pandangan hidup seorang penyair yang memandang sesuatu peristiwa alam dengan ketajaman perasaannya. Perasaan yang tajam inilah yang menggetar rasa hatinya, yang menimbulkan semacam gerak dalam daya rasanya. Lalu ketajaman tanggapan ini berpadu dengan sikap hidupnya mengalir melalui bahasa, menjadilah ia sebuah puisi, satu pengucapan seorang penyair.
Dari telaah yang saya lakukan, dapat di ambil kesimpulan :
1. Bahwa Musikalisasi Puisi hakekatnya ialah pengaper salah satu cara yang digunakan untuk menyampaikan dan mengekspresikan puisi kepada audien dengan alat bantu utamanya ada pada musik (irama, nada, tempo, dan sebagainya). Namun tidak sama dengan bernyanyi, Musikalisasikan Puisi adalah memberikan sentuhan musik ke dalam sebuah karya sastra Puisi. Jadi sebuah lagu dapat di katakan sebuah musikalisasi Puisi jika lirik lagu tersebut adalah sebuah karya sastra yang memiliki unsur-unsur  untuk dapat dikatakan sebagai Bentuk Puisi.
2. Tidak semua lagu dapat dikatakan sebagai suatu Musikalisasi Puisi, Sebuah lah=gu dapat dikatakan sebagai Musikalisasi Puisi apabila :
v  Lirik yang terdapat dalam lagu tersebut berasal dari Puisi hasil karya Penyair, atau
v  Lirik lagu tersebut berasal dari sebuah puisi yang kemudian di gabungkan dengan menggunakan Musik. Atau
v  Lirik yang terdapat dalam lagu tersebut merupakan sebuah karya sastra yang memenuhi unsur-unsur yang dapat dikatakan sebagai Puisi.
Jadi sebuah lagu di katakana sebuah musikalisasi Puisi Apabila Lirik lagu tersebut memenuhi salah satu kriteria di atas.
3. Tidak semua Lirik Lagu merupakan sebuah Puisi, karena Puisi pada hakikatnya adalah satu pernyataan perasaan dan pandangan hidup seorang penyair yang memandang sesuatu peristiwa alam dengan ketajaman perasaannya. Ini berarti sebuah puisi adalah sebuah karya sastra yang lebih menekankan kepada sisi emosional, estetika, ataupun suasana batin yang lain dari seorang penyair yang dalam pengungkapannya melalui bahasa terkadang berdampingan dengan perumpamaan dengan majas. Jadi tidak semua lirik lagu adalah sebuah puisi, misalnya lagu balonku ada lima.
4. Semua Puisi dapat dimusikalisasikan, jika di paksakan semua Puisi akan dapat di musikalisasikan namun terkadang akan terasa janggal pasalnya apabila penggunaan notasi atau yang disebut dengan melodisadi akan sulit diterapkan apabila puisinya berbentuk seperti dialog atau ocehan pidato.
5. Untuk mendapat kesimpulan akhir mengenai Musikalisasi Puisi perlu sebuah kajiaan, waktu, serta proses yang lebih lanjut.